🐆 Penyakit Embun Tepung Dapat Diberantas Dengan Pestisida Jenis

Penelitianpengendalian penyakit embun tepung dengan beberapa bahan aktif fungisida dilakukan di KP. Percobaan Aripan dari bulan Juli - Desember 2014. Buah rambutan yang digunakan adalah kultivar rambutan Korong Gadang yang merupakan koleksi plasma nutfah rambutan yang telah berumur sekitar 20 tahun yang berasal dari sambungan.
Fungisida untuk embun tepung sangatlah diandalkan ketika tanaman terkena penyakit yang disebabkan oleh jamur Leveillula taurica ini, Jamur penyebab embun tepung akan membuat tanaman mengalami infeksi, sehingga daun, batang, dan buasa bias gugur. Oleh sebab itu di perlukan sebuah fungisida untuk penyakit embun tepung ini agar tidak merusak tanaman. Penyakit embun tepung jamur tepung/powdery mildew adalah jamur yang tampilannya seperti tepung yang ditaburkan pada daun tanaman, biasanya berbentuk bulat. Embun tepung paling banyak muncul pada daun, akan tetapi bisa juga menyerang batang, bunga, dan buah. Daun yang terinfeksi bisa patah, sobek, berubah kekuningan, atau mengering. Ada beberapa jenis tanaman yang biasa terserang oleh penyakit jamur tepung ini, diantaranya adalah tanaman jeruk, melon, semangka, apel, dan lainnya. Oleh karena itu bagi anda yang tanamannya terkena penyakit ini maka segeralah antisipasi dengan menggunakan fungisida. Ada dua jenis fungisida untuk embun tepung yang bisa anda gunakan, yaitu jenis fungisida alami atau menggunakan fungsida kimia. Kedua jenis fungisida ini bisa digunakan dalam mengendalikan jamur penyebab embun tepung. Namun pemilihan jenis fungisida untuk penanganan penyakit jamur ini haruslah cermat, jika jamur embun tepung menyerang pada tahap stadium tinggi maka gunakanlah fungisida berjenis kimiawi, namun jika serangan embun pada skala rendah dan untuk proses pencegahan maka gunakanlah jenis fungisida alami. Bagi anda yang memilih menggunakan fungisida untuk embun tepung yang berjenis kimiawi, sedikitnya ada 34 merk fungisida yang bisa anda pilih untuk mengendalikan penyakit jamur tepung ini. Berikut ini ke 34 merk fungisida untuk jamur embun tepung pada tanaman cabe, melon, jeruk, apel, dan lainnya; 1. ZYLENE 80 WGBahan aktif belerang sulfur 80 %. Fungisida yang bersifat protektif berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air2. KOCIDE 54 WG Bahan aktif tembaga hidroksida setara dengan tembaga 35% 54 %. Fungisida kontak berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 3. KOCIDE OPTI 46 WG Bahan aktif tembaga hidroksida copper hydroxide 46,10 %. Fungisida protektif berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 4. MANTRAKOL 70 WP Bahan aktif propineb propineb 70 %. Fungisida kontak berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 5. PROCURE 20 WP Bahan aktif simoksanil 20 %. Fungisida protektif dan kuratif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 6. NOVICURE-D 81 WG Bahan aktif tribasik tembaga sulfat tribasic copper sulfate 81 %. Fungisida sistemik yang bersifat protektif dan kuratif berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 7. VENTRA 75 WP Bahan aktif klorotalonil chlorothalonil 75 %. Fungisida yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 8. WARDER 45 WP Bahan aktif simoksanil cymoxanil 4 %, tembaga oksiklorida copper oxychloride 29 %, zineb zineb 12 %. Fungisida yang bersifat protektif dan kuratif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan 9. TRIVIA 73 WP Bahan aktif fluopikolid 6 %, propineb 67 %. Fungisida kontak yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 10. GOLEX 250 EC Bahan aktif propikonazol 250 g/l. Fungisida sistemik berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. 11. FUJIWAN 400 EC Bahan aktif isoprotiolan 400 g/l. Fungisida sistemik berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan 12. EXPLORE 250 EC Bahan aktif difenokonazol difenoconazole 250 g/l. Fungisida sistemik yang bersifat preventif dan kuratif berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. 13. TOPSIN 500 SC Bahan aktif metil tiofanat thiophanate-methyl 500 g/l. Fungisida sistemik berbentuk pekatan suspensi. 14. TIFLO 80 WP Bahan aktif tiram tiram 80 %. Fungisida kontak berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 15. THIONIC 76 WG B Bahan aktif ziram 76 %. Fungisida kontak berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 16. STAMULUS 80 WP Bahan aktif belerang sulfur 80 %. Fungisida kontak berbentuk tepung yang dapat disuspensikan 17. DETAZEB 80 WP Bahan aktif mankozeb 80 %. Fungisida yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 18. CUSTODIA 320 SC Bahan aktif azoksistrobin azoxystrobin 120 g/l, tebukonazol tebuconazole 200 g/l. Fungisida sistemik yang bersifat preventif dan kuratif berbentuk pekatan suspensi. 19. COPCIDE 77 WP Bahan aktif tembaga hidroksida setara dengan tembaga 50% 77 %, Fungisida protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 20. CABRIOTOP 60 WG Bahan aktif metiram 55 %, piraklostrobin 5 %. Fungisida sistemik, protektif dan kuratif dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 21. BENLOX 50 WP Bahan aktif benomil benomyl 50 %. Fungisida sistemik yang bersifat protektif dan kuratif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 22. BELVO 80 WG B aktif belerang sulfur 80 %, Fungisida yang bersifat protektif berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 23. ANVIL 50 SC Bahan aktif heksakonazol 50 g/l. Fungisida kontak berbentuk pekatan suspensi. 24. ANTRACOL 70 WP Bahan aktif propineb 70 %. Fungisida kontak yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 25. AMISTARTOP 325 SC Bahan aktif azoksistrobin azoxystrobin 200 g/l, difenokonazol difenoconazole 125 g/l. Fungsida sistemik yang bersifat protektif, kuratif, dan preventif berbentuk pekatan suspensi. 26. SCORE 250 EC Bahan aktif difenokonazol difenoconazole 250 g/l. Fungisida sistemik dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. 27. PEMULUS 80 WG Bahan aktif belerang 80 %. Fungisida kontak yang bersifat fungitoksik berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 28. NYEKOR 250 EC Bahan aktif difenokonazol 250 g/l. Fungisida sistemik dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. 29. NATIVO 75 WG Bahan aktif tebukonazol tebuconazole 50 %, trifloksistrobin trifloksistrobin 25 %. Fungisida sistemik yang bersifat protektif, preventif, kuratif, eradikatif dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 30. MICROTHIOL 80 WG Bahan aktif belerang sulfur 80 %. Fungisida berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 31. METAZEB 80 WP Bahan aktif mankozeb mancozeb 80 %. Fungisida yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. 32. MERPAN 80 WG Bahan aktif kaptan captan 80 %. Fungisida yang bersifat protektif dan kuratif berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. 33. REVUS 250 EC Bahan aktif mandipropamid 250 g/l. Fungisida protektif dan kuratif berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. 34. RECOR 250 EC Bahan aktif difenokonazol 250 g/l. Fungisida sistemik dan zat pengetur tumbuh tanaman berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. Demikianlah ulasan tentang fungisida untuk embun tepung pada tanaman melon, cabe, jeruk, apel, anggur, tembakau, dan lain-lain. semoga ulasan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih. BABI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan pertanian di Indonesia mencakup pembangunan pertanian sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Dewasa ini pembangunan ketiga sub sektor lebih di arahkan pada pembangunan pertanian yang maju, efisien dan tangguh melalui penignkatan mutu dan penerapan teknologi tepat guna sehingga di harapkan produksi pertanian lebih meningkat Embun Tepung pada Jeruk. Oleh Aat Indah, Peneliti Badan Litbang PertanianBanyak penyakit yang mungkin bisa dialami oleh tumbuh-tumbuhan. Salah satu yang biasa dialami tumbuhan jeruk adalah penyakit embun. Penyakit yang menyerang tanaman dengan bentuk berupa serbuk berwarna putih dikenal dengan sebutan Lapisan tepung putih Oidium tingitanium Carter atau dikenal juga dengan lapisan tepung putih. Penyakit ini umum terjadi pada waktu musim pertunasan, ditandai dengan adanya lapisan tepung putih pada bagian atas daun yang dapat menyebabkan daun mengering tapi tidak kritis serangan penyakit in terjadi pada periode pertunasan dan daun muda yang sedang tumbuh. Penyakit akan terjadi apabila varietas yang ditanaman rentan, maka akan mudah ditemukan sumber patogen di sekitar kebun dan terjadi pada pada musim kemarau yang lembab. Suhu tinggi beberapa jam yang kemudian terjadi hujan, akan memicu perkecambahan konidia jamur yang berada diatas permukaan ini sering kali ditemukan pada tanaman jeruk dengan menyerang pada daun, tunas dan buah muda. Konidia jamur Oidium tingitanium yang menyerang bagian daun jeruk menyebabkan serangan patogen jamur ini lebih dikenal dengan nama penyakit embun tepung. Dilaporkan bahwa semua jenis jeruk rentan terhadap penyakit ini. Serangan patogen jamur Oidium tingitanium pada buah menyebabkan gejala burik kusam permanen pada kulit buah yang menyebabkan buah masuk dalam katagori mutu rendah Pengendalian paling efektif dilakukan menjelang bertunas dan diulang saat daun muda mengunakan bahan aktif siprokonazol dibanding tembaga hidroksida dan kapur belerang senyawa Azadirachtin filtrat daun nimba mampu merusak membran sel jamur Oidium tingitanium, sehingga metabolisme sel terganggu dan pertumbuhan sel terhambat. Penyakitini dapat diatasi dengan cara perlakuan secara teratur sulfur atau fungisida yang lebih khusus lagi; alternatif lain ialah mempertahankan kecepatan tumbuh yang cukup tinggi untuk menggantikan kembali daun-daunnya yang hilang. Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp) Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat JAKARTA, - Ketika kamu merasa sudah melakukan segala sesuatunya dengan benar saat merawat tanaman, berbagai masalah yang dapat merusak tanaman bisa saja tetap muncul, salah satunya seperti embun tepung. Embun tepung mengacu pada sekelompok penyakit jamur yang semuanya muncul sebagai lapisan putih tepung pada tanaman, terutama saat kelembapan embun tepung tidak membunuh tanaman, tetapi dapat melemahkannya dan menyebabkan pertumbuhan dan hasil yang buruk. Baca juga Air Kolam Ikan Bagus untuk Pertumbuhan Tanaman? Ini Penjelasannya Menjaga tanaman tetap sehat akan membantu meminimalkan kerusakan, tetapi terkadang kamu membutuhkan bantuan fungisida, alias pestisida yang secara spesifik membunuh atau menghambat cendawan penyebab penyakit. Saat menggunakan fungisida, itu bukan berarti kamu harus menggunakan bahan kimia. Untuk mengatasi embun tepung, coba semprotan susu, seperti yang dilansir The Spruce, Sabtu 27/2/2021. Tips Menanam dedaunan yang tahan penyakit, memberi jarak tanaman yang tepat untuk sirkulasi udara yang optimal, dan menyiram di pagi hari adalah praktik yang baik untuk membantu mengurangi timbulnya embun ketika datang ke tanaman, embun tepung adalah masalah yang cepat menyebar. Jadi kamu harus segera menghilangkan dedaunan yang sakit jika kamu ingin mengendalikannya. Baca juga Cara Membuat Media Tanam Aglonema yang Steril dari Jamur dan Serangga Kapan menggunakan susu untuk mengontrol embun tepung? Susu bekerja paling baik sebagai tindakan pencegahan daripada sebagai obat. Ini berarti kamu idealnya menerapkannya pada awal cuaca hangat dan lembap sebelum embun tepung muncul di tanamanmu. Melalui pengalaman, kamu mungkin sudah mengetahui waktu dalam setahun ketika penyakit itu kemungkinan besar akan muncul. Semprot tanamanmu yang rentan segera setelah kondisi jamur utama mulai muncul atau ketika dedaunan mulai menunjukkan tanda-tanda jamur. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan 1. Botol semprot2. Susu3. Air JenisIzin Tanggal Akhir Ijin Nomor Pendaftaran ; 1 : PROCURE 20 WP (umum) simoksanil: 20 % Fungisida protektif dan kuratif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan. Bawang merah : penyakit busuk daun Peronospora destructor (Penyemprotan volume tinggi : 1 g/l) Cabai : penyakit busuk buah Phytophthora capsici (Penyemprotan volume tinggi : 1 g/l)
ArticlePDF AvailableAbstractp>Powdery mildew disease is caused by Erysiphae diffusa Cook and Peck fungi on soybeans and E. polygoni DC Sawada on mungbean. Both diseases are an important disease because of their widely spread and high yield loss, reaching 35% in soybeans and 26% in mungbean. In Indonesia, the disease occurs in central areas of soybean production and mungbean. The spread of the disease includes Asia, the United States of America , and Brazil. The symptoms of powdery mildew are easily recognizable in the presence of white flour on the top surface of the leaves. The intensity of powdery mildew is usually high in the dry season, when the temperature is cold in the morning and much mildew conditions around the plant. This situation will interfere with the process of photosynthesis and transpiration. In addition, Erysiphe’s haustorium absorbs plant nutrients that will interfere with some metabolic functions and processes. Control of powdery mildew will suppress the loss of grain bean and results nationally supports the availability of soybean and mungbean. Recommended control measures are spraying with plant materials extracts of neem seeds, tea compost, cow´s whole milk, essential oil of citronella, lemongrass, eucalyptus, cinnamon, and tea tree on the incidence of powdery mildew disease on soybean and the use of Vima1 varieties for control of powdery mildew disease on mungbean. Keywords Soybean, mungbean, powdery mildew, control Abstrak Penyakit embun tepung disebabkan oleh cendawan Erysiphae diffusa Cook and Peck pada tanaman kedelai dan E. polygoni DC Sawada pada kacang hijau. Penyebaran penyakit penting ini menyebabkan kehilangan hasil mencapai 35% pada kedelai dan 26% pada kacang hijau. Di Indonesia, penyakit ini terjadi di sentra produksi kedelai dan kacang hijau. Di luar negeri, penyebaran penyakit embun tepung meliputi Asia, Amerika Serikat, dan Brazil. Intensitas penyakit biasanya tinggi pada musim kemarau, pada saat suhu dingin di pagi hari dan kondisi berembun di sekitar pertanaman. Gejala penyakit embun tepung mudah dikenali dengan ciri seperti tepung di permukaan atas daun. Hal ini dapat mengganggu proses fotosintesis dan transpirasi. Selain itu, haustorium Erysiphe menyerap nutrisi tanaman sehingga mengganggu beberapa fungsi dan proses metabolisme. Penyakit embun tepung perlu dikendalikan untuk menekan kehilangan hasil kedelai dan kacang hijau. Cara pengendalian yang disarankan adalah penyemprotan dengan bahan nabati ekstrak biji mimba, kompos teh, susu sapi, minyak dari citronella, lemongrass, eucalyptus, cinnamon, dan tanaman teh pada kedelai dan penggunaan varietas tahan Vima-1 pada kacang hijau. Kata Kunci Kedelai, kacang hijau, penyakit embun tepung, pengendalian

Pengendaliannnyadengan menggunakan insektisida jenis Metamidofos, dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05 -0,1%. b. Kutu Lak (Laeciper greeni) Dapat diberantas dengan insektisida Albolinium (Konsentrasi 2%) ditambah Surfactan citrowett 0,025%. - Penyakit-penyakit yang ditemui pada tanaman karet adalah: penyakit embun tepung, penyakit daun Penyakit Embun Tepung Powdery Mildew – Haloo sobat BT, menjelang akhir bulan oktober ini gimana tanamannya? Aman? Alhamdulillah jika tanaman anda semua aman semua. Di antara anda petani horti, cabai, timun, tomat dan lain-lain, mungkin ada yang baru rencana tanam, atau mungkin juga sedang mau tanam tapi masih menunggu hujan datang. Ya pada beberapa lokasi memang saat ini terjadi kekeringan sehingga tidak memungkinkan untuk penanaman. Meskipun ada juga yang sudah mulai hujan tapi sekedar gerimis. Kondisi musim peralihan seperti saat ini, cuaca harian memang didominasi oleh awan mendung. Mendung sudah mulai nampak sejak dari pagi hari hingga sore hari. Hal ini menyebabkan paparan sinar matahari agak berkurang. Ada beberapa kondisi yang muncul dari menurunnya paparan sinar matahari antara lain proses metabolisme tanaman seperti fotosintesis mengalami perlambatan juga. Akibatnya pertumbuhan dan pemasakan buah juga mengalami perlambatan. Selain itu kondisi ini adalah kondisi ideal yang memicu berkembangnya salah satu penyakit yang disebabkan jamur yaitu penyakit embun tepung atau powdery mildew. Apa itu itu powdery mildew? Penyakit embun tepung atau powdery mildew adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Leveillula taurica. Disebut embun tepung karena pada gejala serangannya nampak massa jamur bewarna putih di bagian bawah daun, yang terlihat seperti “serbuk tepung”. Embun tepung powdery mildew pada tomat. image source Penyakit embun tepung diketahui menyerang banyak tanaman antara lain cabai, terong, tomat, semangka, timun, pare, melon dan lain-lain. Embun tepung powdery mildew pada timun. image source dok. Bekum diketahui secara jelas, darimana pertama kali penyakit ini ditemukan, yang jelas wilayah penyebarannya cukup luas yang hampir ke seluruh dunia worldwide. Embun tepung powdery mildew pada semangka. image source Gejala serangan powdery mildew embun tepung atau bubuk jamur Bagaimana cara mengetahui adanya serangan powdery mildew? Untuk mengidentifikasi penyakit ini kita harus faham gejala serangannya sympton lebih dulu. Gejala serangan penyakit powdery mildew ini biasanya dimulai dari daun bawah yang kemudian terus menyebar ke daun yang lebih muda ke bagian atas. Gejala saat fase infeksi awal muncul bercak-bercak bewarna hijau terang sampai kuning terang yang terlihat pada bagian atas permukaan daun tua. Gejala lebih lanjut, daun yang terinfeksi meringkuk ke atas, dan terlihat jelas pertumbuhan jamur bewarna putih pada bagian bawah daun. Daun yang muncul-muncul bercak kuning tadi berkembang menjadi nekrotik mati dan gugur. Pada serangan yang parah, tanaman akan nampak gundul karena hampir semua daunnya gugur/rontok. Gejala awal Embun tepung powdery mildew pada cabai. image source dok. Kondisi yang mendukung perkembangan penyakit powdery mildew Kondisi ideal yang mendukung perkembangan penyakit powdery mildew yakni pada suhu hangat kisaran 15-32 derajat Celsius dan tidak mendapat sinar matahari langsung. Penyakit embun tepung ditularkan melalui udara/angin airborne dan biasanya tanaman yang ternaungi mudah terserang embun tepung atau powdery mildew. Cara pengendalian penyakit embun tepung powdery mildew Lantas bagaimana cara mengendalikan penyakit embun tepung ini? Berikut ini beberapa cara mengendalikan mencegah dan mengatasi penyakit embun tepung powdery mildew, berdasarkan pengalaman kami 1. Cegah penyakit embun tepung dengan aplikasi fungisida segera setelah terlihat gejala serangan awal. 2. Jika sudah parah maka, lakukan kombinasi fungisida kontak dengan sistemik yang direkomendasikan, serta intensitas penyemprotan lebih banyak, tiap 2 hari sekali misalnya. Lakukan aplikasi sampai terlihat gejala Powdery mildew berhenti menyebar. Untuk teknik bagaimana strategi dan cara aplikasi fungisida, bisa anda baca artikel berikut >> Strategi Aplikasi Fungisida pada Tanaman Cabai 3. Mencegah dan mengendalikan penyakit embun tepung pada cabai sebenarnya dimulai dari sejak memilih lokasi tanam. Pilihlah lokasi tanam yang tak ternaungi dan mendapatkan sinar matahari langsung. 4. Selanjutnya saat tanam gunakan jarak tanam yang agak lebar agar sirkulasi udara lebih baik dan tidak tercipta iklim mikro yang mendukung perkembangan jamur Leveillula taurica. 5. Saat terjadi serangan powdery mildew parah, kurangi dosis pupuk terutama pupuk kadar N tinggi karena bisa mendukung perkembangan jamur Leveillula taurica. Demikian, artikel tentang penyakit embun tepung powdery mildew dan beberapa cara pengendaliannya. Semoga bermanfaat dan jangan lupa bagikan ke saudara, sahabat atau teman anda yang lain. Sekian terimakasih ^^ Related postsBerikut Manfaat/Kegunaan Pestisida Yang Banyak Dipakai PetaniTips dan Cara Mencegah serta Mengatasi Penyakit Trotol Bawang Merah3 Hama Penyakit Utama Pare Ini Sering Sekali Merepotkan PetaniBegini Cara Tanam Cabai Tanpa Pestisida Kimia Tapi Aman Dari Keriting Dan KerdilFumigan Bersumbu Cara Efektif Mengendalikan Tikus Dari SarangnyaWereng Coklat Menggila? Tangkap Saja Pakai Perangkap Hama Wereng Coklat Ini
Pengendaliansecara Kimia. Mengendalikan hama dan penyakit secara kimia adalah cara terakhir apabila cara sebelumnya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Cara pemberantasan dengan kimia adalah dengan menggunakan pestisida seperti insektisisa, fungisida dan herbisida.
Selain penyakit Embun jelaga, ada lagi penyakit yang sama berawalan kata embun juga yaitu penyakit EMBUN TEPUNG. Hal yang membedakan pada saat serangan terjadi adalah jikalau embun jelaga sesuai namanya, berwarna hitam sedangkan embun tepung berwarna putih. Seperti biasa sambil membahas penyakit embun tepung ini, kita tampilkan contoh tanaman mitra yang berhasil melewati serangan penyakit tersebut. Siswi SMA yang sudah bisa mengelola kebun jeruk dengan pola KPO KL. Tanaman mitra yang kami pantau sejak dua tahun lalu saat ini sudah memasuki masa panen ke tiga kali nya , ditahap kedua. Pada saat musim hujan serangan embun tepung ini sangat dari penyakit putih bertepung ini adalah cendawan yang biasa di sebut, Oidium sp. Selain daun/ tunas serangan biasa juga menyerang pada buah walaupun agak jarang. Apabila serangan sedang masiv pemetikan /pembuangan tunas yang terkena sangat dianjurkan. Daun yang terkena embun tepung ini, biasanya mengalami kerusakan dan sulit untuk tumbuh lagi, namun pada beberapa pengalaman mitra mitra kami dengan pengaturan penggunaan Pocanil plus Fungisida dosis rendah dipadukan dengan penggunaan pupuk yang tepat , penyakit “bedak putih’ ini dapat dihindari. Penyakit ini umum terjadi pada waktu musim pertunasan, ditandai dengan adanya lapisan tepung putih pada bagian atas daun, yang dapat menyebabkan daun malformasi mengering akan tetapi tidak gugur. Fase kritis serangan adalah periode pertunasan dan daun muda yang sedang tumbuh, buah muda yang terserang mudah gugur. Fungisida yang bisa dipakai untuk dipadukan dengan Pocanil antara lain Propineb, klorotalonil, Difekonazol Metalaksil, Benomil, Ziram, Asibensolar-S-metil , Azoksistrobin , Tembaga, Dimetomorf , Karbendazim, Mencozeb dan Simoksanil , tetapi kalau di KPO KL penggunaan fungisida ini dengan dosis gram saja dan yang dipakai hanya 1 atau 2 macam saja dan digunakan secara merotasinya. Pengendalian yang biasa kami lakukan adalah dengan melakukan aplikasi POCANIL ditambahkan dengan Fungisida kimia dosis hanya sekitar gram per liter airnya. Kondisi pada saat tunas baru bermunculan pada saat itulah antisipasi sudah kita lakukan. Hal yang kami acungi jempol untuk mitra dari Sumatera barat ini yaitu, mitra yang masih muda belia bahkan siswi yang masih sekolah di SMA ini tetapi sudah bisa menerapkan pola KPO KL ini secara lancar dan cermat
\n \n penyakit embun tepung dapat diberantas dengan pestisida jenis
Embuntepung menyebabkan pertumbuhan tanaman ketimun terhambat. Serangannya ditandai dengan kemunculan tepung pada daun dan batang tanaman. Kemudian menyemprotkan insektisida berbahan aktif sesuai jenis. 5. Busuk Buah. Penyakit ini disebabkan oleh Rhizopus. Cirinya adalah bercak kehitaman pada buah mentimun. Begitu juga dengan penyakit
Cara Membasmi Embun Tepung Pada Tanaman Dengan Gambar Wikihow 34 Merk Fungisida Untuk Embun Tepung Pada Tanaman Cabai Melon Jeruk Dan Lainnya Kliktani Com 3 Cara Mengatasi Penyakit Embun Tepung Pada Melon Dengan Mudah Ilmubudidaya Com Embun Tepung Powdery Mildew Dan Beberapa Cara Pengendaliannya Belajartani Com Contoh Contoh Penyakit 14 10 16 Pdf Embun Tepung Powdery Mildew Hidroponiq Pengendalian Hama Kutu Kebul Dan Embun Tepung Klinik Pertanian Organik Penyakit Embun Tepung Oidium Tingitanium Carter Balitjestro
penyakit embun tepung dapat diberantas dengan pestisida jenis
Hamadan Penyakit Selama vigor pohon dapat dipertahankan, kerusakan yang serius disebabkan oleh penyakit dan hama umumnya terbatas hanya pada buah. Jika semut dapat diberantas dengan baik, musuh-musuh alaminya akan mampu menanggulangi hama ini. Sawo ini terdiri dari beberapa jenis seperti sawo betawi, sawo kulon, sawo karat, sawo pinang

Ilustrasi penyakit embun tepung pada tanaman. JAKARTA, - Jamur adalah salah satu penyebab beragam penyakit tanaman, termasuk embun tepung. Embun tepung adalah penyakit jamur yang menyerang berbagai tanaman, termasuk tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Dikutip dari Balcony Garden Web, Minggu 19/3/2023, embun tepung disebabkan oleh sejumlah spesies jamur yang berbeda dan ditandai dengan lapisan tepung berwarna putih pada daun dan batang tepung sering ditemukan di daerah dengan kelembapan tinggi dan dapat menyebar dengan cepat di lingkungan yang hangat dan lembap. Baca juga 5 Jamur yang Sering Menyerang Tanaman Cabai, Bisa Bikin Layu dan Mati PIXABAY/FOTOBLEND Ilustrasi penyakit embun tepung pada tanaman. Embun tepung dapat menghambat pertumbuhan tanaman, menyebabkan daun menguning dan menggulung, serta menurunkan kualitas dan hasil buah atau sayuran. Penyakit ini juga dapat membuat tanaman lebih rentan terhadap penyakit beberapa cara mengatasi penyakit embun tepung secara alami, antara lain sebagai berikut. 1. Soda kue Soda kue adalah solusi alami untuk embun tepung. Untuk membuat semprotan soda kue, campurkan 1 sendok makan soda kue dan setengah sendok teh sabun cair dalam 3 liter air. Tuang campuran ke dalam botol semprot atau pompa penyemprot dan semprotkan larutan tersebut pada tanaman yang terinfeksi. Ulangi perawatan seminggu sekali sampai embun tepung hilang. Baca juga 6 Tanaman Hias yang Cocok untuk Mendekorasi Meja Kerja Bilas tanaman dengan air setelah setiap perawatan untuk menghilangkan residu. 2. Minyak nimba Untuk membuat semprotan minyak nimba, campurkan 1 sendok makan minyak nimba dan setengah sendok teh sabun cair dalam 3 liter air. Tag 4 Ciri-ciri Tanaman Singkong, dari Batang sampai Umbi 5 Tanaman Hias Warna-warni untuk Mencerahkan Rumah 5 Tanaman Hias Gantung yang Bisa Mempercantik Ruangan 5 Tanaman Hias yang Dapat Tumbuh di Pagar Rumah 4 Manfaat Merawat Tanaman Laba-laba di Rumah 5 Tanaman Hias ya-laba-di } go'-0ao'- ead/2023/03/12/0ao'-0ao'-0ao'Manfaa=" adbacRphoto/2023/04/g" alt="TTS'ard zm0as-waphoto/-hias-warna-warni-untuk-mencerahkan-rumah">5 Tanaman Hias Warna-warni untuk Mence i/"Contwarni-= Tanaman Hias lRt-img" data-placeholder="Yuk, coba tebak jenis-jenis fobia yang ada di TTS ini!"> 5 Tanaman Hias lRt-img" data-placeholder="Yuk, coba tebacom/enis-jenis fobia yi-=c6y, }0ao'-0ao'-0ao'Manbcroe rumah">5 Tanaman Hias Warna-warni untuk Mence i/"Contwarni-=c6ak{ tebak login/a29tcGFz/rf *l[mbr> *l[> lorlaceholdetrVideo-box"> o'-0ao'-mrai-paga/="Adu KeTTS > raiast'Artikel ber 5 Tanaman Hias lRt-img" data-placeholder="Yuk, coba tebak jenis sre' { thisr lIvct-divxte-ietrVideo-box"> o'-0ao'-mrai-paga/="Adu KeTTS > j/di4embr> tead/2022/08/01/134000976ine_5s Du '1/134000976ine_5s Du d g4pas-yang-dapka adbacRphoto/2023/04/g" alt=" c ay-5 adbacRphoto/2023/04/adbac 115 Jenis-aOFaTrG-oHesp { der="Yinie__tokm xmlhttp0a 10 4s6w6,}"t_SrbSpecItem ThSr0 4s6w6,}"t_Srenia mobia"*pYo> .sucommendae, functione Batang - Teka - Teki Santuy Eps 117 Makanan dari Kacang-Kacangan i-ciri Ta ' yps 117 M ./is="rDrmpai-umbi">i- " = Sa6 yps 117 aom yer_ LtUelper, g hr6mpasplay-5 adban fr .key"_s i- " = Sa6 yps 117 aom yer_ LtUelper, g hr6mpasplay-5 adban fr .key"cr Sa6 yp76ine_5s Du d g4pas-ya;g oHikeou .ke"aS3Cr } "i- "r. } .sucommendae, .sucommendae, ituncumah- Ruangaasucomm* go'-t/-diasBatang sampail_SrersS3Cr } "i- "r. } ituncumah-2"',"ka - Tek. } s> .sucommendae, functionEiasBaah- Ruangaasucomm* go'-t/-diasBatang sampail_SrersS3Cr } "i- "r. } Hv .h30_SrersS3s7- Teki Sant0a;o> 4 ue; in1t Joiap 4 ue; in1t /d,iapv"ad" fakanmah-2"',"ka - mo_6Eps 117 Maka aucommmmmmmmmmmm _/Q_; 60er/2pagar-ru5olabg6666 { ammmmmmmmmmm aXPiDmmmPiDmmmPiDmmmPi3ayl[readPak = mobia"*pYo> .sucom ea6aang61mm aXPiDmmmPiDmmmPiDmmmPi3ay3Xqqqqqauthieng61m/, uaK8xe conkg/.sucqqqqqm i- " = Sa6 yps 117 aom yer_B p ">i"_s 11n j/di4embr> lA in } / } = 7,R, lA in } / } = 7,R, lA in } / } = 7,R,4 data-src=" _' crops/ompasplay-lRi3aTrl0h-U0 oag" = "g j/di4eo' r na3 S j"er-list-title"rlmmPi play-5 aRh4 trVideo;rm TaBsP-lenis-a$Yhb2kolpzA=/0x00x0zb Yhb1sc]4 ak a3 ,zUcA=/Lx0_nF,zUcA=/Lx_htt mmmmmmmmmmmdzD}w;r6g}w;m;l_htt == 'not == 'not Bayl[readPak == ; i-ciri Ta ' ' o9, d}aeHikeou2 i Ta ' _' crops/ompasplay-lRi3aTrl0h-U0 oag" = "g j/di4eo' r na3 S j"er-list-ng Bisa Mempe}uS Ma> i-ciri Ta ' Tanamans const xmoaang61mm t="htt1w t="httd= pag" tt ip6rrzUcA=/Lx0_ns4+rrpe 4/a> " ,.h2Clh0 E const url = "https//apmmen;ay a_ns4+rrpe 4/a> " newehRc="hpmmen;ay a_hRdst ao resolve_PuEt' l ce of oHikeo_s CD Q4Gr=8Trl0naman Hias y a vfr ue + '='SrerR 11n raiast'Ah_GF"g aast'Ah_GF"g aast'Ah_GF"g aast'Ah_GF"g aast'Ah_GF"g aast'Ah_GF"g aast'Aho"g aast'Ah_GF"g aast'/W sYkcr Saang61mm play-5 aRh4 trVideo;rm ia&i play-5 aRh4 o6ineii$$mmm2> umb =urn taVie o Hookmar' /v> yga5a5we i> 4 "4 fYSA27 MavhSrni io a id="nR Yhb1noK i3ai"g a`lni 5we i>OyTe"l"as-yan7nU0auont ?xCb',"ka l,d>+ops/Uft ?xCb', +ops/Uft uS Mah-7 ."1mpa7d'z, a a otot-ng.;W daass="info-bannerlA resaJedbmmmmmmmiy,neii$$mmm2>egt=skhnF" aast'Hv Mah-7 C a&iauonme = name + '='SrerR aI8 egt=skhnF" aast'Hv Mah-7 C a&iauonme = name + '='SrerR aI8 cparams[ke17 MakananTe"MakananL& i at"MakananL& i at"MakananL& i at"MakananL& i at"MakananL& i at"Ma7qszdDa5D d7C a&iauod>b-hSrnMl3a-lh0g a> r/fjqszdDa5MjYSauon0j4PauolaxTe"a4cti_inlinesdivxtebakct-ciNl >cpa ayt0j4aang61aaPdHt7[l"as-yan7nU0auo!_ =h fPtQ[Pyhe lolookmlOR./df-nRrc\Mndaa= name u9hngO]B}uS Magrgru eFqh2Clh0skmen; eFqh2Clh0skmen; play-5 i3a _Sant$6upshHruio { ulaya _Saangan xinet mo/Zu= lna`olveJaaw> a_Saangan n ucom .sucof aa= nab-h0> a_Saanganm ;eka - TekR } "i,;e parseu;skmekEtraP/id9ed"4kct-ciNl >cpa raP omaaaaaaaaaaat " s/ com uaTe"a06r om_5idjeugru -hSrnMl3a-lh0g S js m"asp/ 2Clh0SrnMl3aapK9inltraP/id9ed"4kct-ciNl >cpa raP omaaaaaaaaaaat ucom .sucof aa= nb_in Mw=". m ;eka/id9ePaat _hG0 I oo6ine_5o" d4aM4s-jaat _hG0 IJKMbHr-moaaDlp aIokmarkHnT 80l-d .0-T_ =h l&l_hG0 IJKMbHr-moaaDlp aIokmarkHnT 80l-d .0-T_ =h l&l_hG0 IJKMbHr-moaaDlp aIokmarkHnT 80l-d .0-T_ =h l&l_hG0 IJKMbHr-moaaDlp aIokmarkHnT 80l-d .0-T_ =h l& ucom .sucof aa= nab-h0> ead/0t"as-y,l&lJKM =JSsaaDlp aIok/g" i> "a06r 61mm "a06r 61mm "a06r 61mmi- hL"m', 2]}bagmpMP3/1n'4}bagmpMP3/1n"anaman-hl"4}b-hSrnMl3a-lh0'4}bagmpMP3/1n-uon=krDr"m'0x0,c8dil .keye-0ao'Manf/ EpYlgmpMP3/"rDr o U > ed_TanrDrasbags i- hL"m', /"Maagni[l inFaau;skme'+astou_5o" d4aM i-ciri TF"gUmmmhM ieFqh2CYmmenmPOt> [/5="asp/ 2Ot> [/5="asd4aM x =h fPtQ[Pyhe 5w ' ak 4s6w6, lsa =h n tead/202 L2 ucoaiNul,uW'i _hG0 IJKMbHr-i6 g" c}&at at ic- ,_mj"er-ead/0t"-K%0E"-K%0iKo_S c ngt .joinF" aast'Hv 4ckur;eka - TekR } L u"ashKi,_ uauoJ7 noH ah e0ao'- ead/2023/03/12/0ao'-0ao'a - Tekou noH ah AM i-ciri i at"Ma7qszdDa5D d7C a&iGF"g ay "5p>_hh-2"',"ka - Tek. sihom resolve fPtQlt= u3/03Mierca/lUat Tpl_ht"> TTi Oauon0ct= ',r f'ioo6ine .jo6B j,b0 craa?lav} functiu0x00x0/3t0gleaLsj" 6ine cne W> rep7_YSau0 szd Hv lxo5yit6rom/k yep7_YSau0 szd H0,-"-com/ka3 2 PvhS igguonde, functionEeJGaC s-me Mata /TioSm" q 9RStszd Hv lxo5yit6rom/k yep7_YSau0 szd H0,-"-com/ka3 2 q gleaLsj" 1HnTSm" q j} q 9RS Magrgru e M e M e M e ook /i33o'-t/1HnTSm" qyine27g L ca2" 1HntO 5p>r/fjq yep7_YSau;gn,sm .s-} fun a .s-} fun 9 ddddS g rexA=/0x00x0/ _' crops/riual 1HnT 9, ftmge l0x0/ _' crops/riual 1HnT 9, ftmge l0x0/ _' croptnge cg ' o9, d}aeHiwll-e_' crops/E a .q3 cg &6 yep7_YWn;ekaEdKo_S ', r*skd Ssuco Saang61iav}uon0ct= l!cw" ;eklass="r-iv> r"IndonuTone r* 5p>r/fjq yep7_YWn;ekaEd"dw anr e4ailiP io tirp>_hi0h-U0 oag" = "g j/di4eo'samoe uP' crops/E a .q3 cgcyamme" a*iY0 io tirp>_hi0h-Uo'samoe uP' crIndonuTone,udmme" a*iY0 io tirp>_h jdi3-iTe t'Hv l inFaat'"o tek /i3d iggS srE Hu4_t ;&ne d idi-Hd Hu4_t"2e_ual-me M =aH 5p>r/fjq yep7_YWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjq yep7_u4_t ;&ua jq yep5l6T=]B==a= nat Xmmr/fjiaYWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjiaYWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjiaYWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjiaYWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjiaYWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjiaYWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjiaYWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjiaYWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjiaYWn;ekaE'; 1 4""""""""""""""""""""""""""""sp/ 2Clhuoom?sw}asp/ 2Clh0 T+ acomucoWn;ekiabEfktvRaee 5vRaee a akp/ afepag/g""""""s dAoangc7o i3a 80l-d .s'i " fa8\ 7 a'a1uoom?sw0ee ka - Teki SCY=/0zd u , kDe U'o2u"ashKi,_ uauoJ7d0 gerrams[key]zP_inlcdlSaYWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjiaYWnoatg7a ah1sS l0x0/300x2r/fj/atg7a fPtQlu_r R a&AdlSa=/0zd udkaE'1a Kage P new=ot 0k; 1spktO' - Tekza,gn,sm dcblh0iU'o2u"ashKi,_ uauoJ7d0 r/fw4tU]-p>r/fjiaYWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjiaYWn;ekaE'; rdc6i-K%0ihoa ;eka - TekR e>r/fjia atg7agK> R at_X Tekzh,aM e M e M e MsA520bC>43b B>A3 f_4C25A4C' 0x0/300x201 o,sm i-Hd H DS6]B}uS Maga5agal4 2Clh0kl0aYSadHh7alDe U'o2u"ashKi,_ uauoJ7d0 r/fjiaYWn;ekaE-Hdd 0elU\pmiLaa/Qfs P new=ot 0k; 1 4tU]-p>r/fj/atg7a fdCfj/atg7a fdCfj/ateou2WCm i-Hd H ;ek7 uS lng"k= name + '='SrerR aI8 RHkou noH ah 11'1uS Ma ;ek7j%m_h jdi3-iTe t' W_/atg7a fdCfj/ateou2WCm i-Hd H ;ek7 uS lng"k= name + '='SrerR aI8 RHkou noH ah 11'1uS Ma ;ek7j%m_h jdi3-iTe t' W_/atg7a fdCfj/atm R at_X Tekzhd .sucomTekR e>r/fj h2aaaaaxydCf=Sav_Ze5lbsR ;eka ast'Ah_ dcyk>}miayrCm i-Hn'" q 9RS Magrgrujs m"asp/ 2Clh0SrnM/atm 5nes6wplajccpa Wir_ A "a06r 61mm+ops/Uft_h jdinn-nR R 7;3DiBp1l_htt;&irV;1aamtu*2Ct;&irV;1aaeansd2ta,gn;ggus6am .succtbs ma .succtbs ma .succtbs=aanMe6"V246RPa,tC' 0x0/300x201 ;"asoiseraY>zabyt5fh3'1a slZerR aI8 ia"*pY/ani-=c6a2 ia"ass=s0 zaayrCuvLEaen 5p>r/fjq yep7_Yq[Pyhe tO t4iKo_auugn,er dmus,g*sid9eroaP-/ de;&ia. 9ns=s0 """""""""""""""5 at_X ThRc="nOx33tc- Mah-7D5Abl17 Makane ea>zaayrCuvLEaen 5- Tekza,gn,sm dcblh0iU'o2u"ashKi,_ uauoJ7d0 r/fjiBlQu aay 5 dmus,g*sid9roaP-/ de;&iiU'oy70C34 A5/BP3/ur 4dcbsoaSSm" q 9RHh7 n/riual 1HnT 9, ftmyuFaat r 4dcbsoaSSm" q 9RHh7 n/riual 1HnT 9, ftmyuFaat r 4dcbsoaSSm" q 9RHh7 n/riual 1HnT 9, ftmyuFaat r 4dcbsoaanas-y, 9, ftmyuFaat r 4dcbsoaSSKh Mata Mata g E de;&io tduFa_inlcdlSaYWn;ekaE'; 1 4tU]-p>r/fjiaYWnoatg7a ah1sS l0x0/300x2r/fj/anT 2o Lhh0Srl_htaijcE;tMah-7dk - Tek. 61mm tead/202 L2 ia"ass=s0 ia-0lh0k 2 a'jRYSA uS sa de;&ii'Hstmtgtn;UkaEd]LSsH sa Hdmus,g*sid9roaP-/ de;&iiU'oy7MO' D3 aamans constg{7a-KkmnSau;gn,sm .s-} funtommen;ay EolHntQ[Ptn;UkaEd]LSsH d}aeHikeou2ss'e-uc- dBP7qCt;& d}e-n0lh]LSsH d}aeHikeou2ss'e-uc- o" d4Mc a'jRYSA uotg{7a*siaot2ss'eDa_Saangan _hh-2"',"ka - Tek. sihom a'jRYSA uott RiKos-yan6sH d}a dcbsoamon=p/ihom a'jRY7sSaanganBBB0fk4 1HnnnnnnraJK_hG0 I>.mGkur;lalbU]AB32B132220442ottpTU=r2BB133>BBB0f cannnraC 1sa nc."Ma7qs2tS uot 0k; 1 4tU]h-Esc6IJaa4,7kaaO'p constg{7a-KkmnSau;gn,sm .TaR8nL dMa7qs2tS p>r/fjiaYWn 3tHWKhYRr f; 6 d7C TaR8nL o" ahe constg{7a-KkmnSau;gn,sm .TaR8nL dMa7qs2tS p>r/fjiaYWn 3tHWKhYRr f; 6F05Gr E HuE a .q3 cg &6 t="httd= huviU'_u 5S okinsin < ue go'-tl"UtuciiiiiiieO'p conskTd con gle&gle&gle&gle&gle&gle&gle&gle&gle&gle&gle&gle&gle&gle&gle&gle&gle&g"',"ka - Tu- Te

Berdasarkanuraian-uraian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penyebab penyakit tanaman dapat dibagi menjadi dua kategori utama: biotik dan abiotik. Biotik penyebab penyakit tanaman adalah mereka yang bersumber dari biologi. Ada lima penyebab biotik utama penyakit tanaman.
Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Buncis Dalam melakukan budidaya kacang buncis pastilah akan ada kendala yang dialami seperti penyerangan hama dan penyakit terhadap tanaman kacang buncis tersebut. Nah, kali ini kita akan membahas tentang hama dan penyakit yang mnyerang tanaman kacang buncis beserta dengan pengendaliannya. Berikut adalah penjelasanya secara lengkap Hama 1. Ulat Polong a. Ciri-ciri Hama Ulat penggerek polong Etiella zinckenella T yang berkepala hitam ini mula-mula memiliki tubuh yang berwarna hijau pucat, kemudian menjadi kemerahan. Tubuh ulat polong berbentuk silindris dengan panjang sekitar 15 mm. b. Gejala Serangan Serangan ulat penggerek polong menyebabkan permukaan polong tampak diselubungi benang-benang putih yang apabila disingkap, akan nampak larva hama di dalamnya. Pada kulit polong yang terserang nampak adanya titik hitam atau cokelat tua bekas tempat masuknya hama. c. Pengendalian Ulat penggerek polong yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut. Penanaman dilakukan serempak atau dengan selisih waktu kurang dari 30 hari. Dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman selain kacang-kacangan. Digunakan obor untuk menarik perhatian ngengat, sehingga apabila ngengat mendekat akan mati terbakar. Pemberantasan secara kimia menggunakan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. 2. Ulat Penggulung Daun a. Ciri-ciri Hama Ulat penggulung daun Lamprosema indicata dan L. diemenalis memiliki tubuh yang berwarna hijau dengan garis-garis kuning sampai putih buram. Ulat kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi ngengat dengan sayap berwarna kuning berbercak hitam. b. Gejala Serangan Serangan ulat penggulung daun menyebabkan daun menggulung. Di dalam daun yang menggulung tersebut, terdapat ulat yang dilindungi oleh benang. Ulat dalam daun tersebut akan memakan daun dari dalam, sehingga pada daun terdapat lubang-lubang bekas gigitan. Lubang bekas gigitan tersebut semakin meluas, dan akhirnya hanya tersisa urat-urat daunnya saja. c. Pengendalian Ulat penggulung daun yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut. Pengaturan jadwal tanam secara serentak atau dengan pergiliran tanaman. Sebaiknya daun yang terserang dibuang atau dibakar. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. 3. Lalat Kacang a. Ciri-ciri Hama Lalat kacang Ophiomyaphaseoli atau Agromyzaphaseoli jantan mem- punyai tubuh dengan panjang 1,9 mm, sedangkan lalat betina 2,2 mm. Sebagian besar tubuhnya berwarna hitam mengkilap, kecuali sayap, antena, dan kakinya berwarna cokelat muda. Telur diletakkan pada daun muda. Larva lalat berwarna putih krem, tidak berkaki, dan bagian kepalanya meruncing. Larva ini menggerek daun. b. Gejala Serangan Serangan lalat kacang ini menyebabkan daun tanaman muda berbintik putih, kemudian menjadi kuning dengan titik cokelat di tengahnya. Akibatnya, tanaman akan layu, kering dan kemudian mati. Pada tanaman dewasa, serangan ini menyebabkan pertumbuhannya terhambat. c. Pengendalian Hama lalat kacang yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut. Penerapan pergiliran tanaman dengan tanaman selain tanaman kacang- kacangan. Penggunaan obor untuk menarik perhatian ngengat, sehingga bila ngengat mendekati obor, akan mati terbakar. Penanaman yang dilakukan serempak dengan selisih waktu kurang dan 30 hari. Penyemprotan dengan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan. 4. Kumbang Daun a. Ciri-ciri Hama Kumbang daun atau Henosepilachna signatipennis atau Epilachna signapennis memiliki bentuk tubuh oval, berwarna merah atau cokelat kekuningan, dengan panjang antara 6 mm – 8 mm. Telur kumbang daun berwarna kuning dan berbentuk oval. Fase larva dan kumbang memakan daun-daun. b. Gejala Serangan Serangan kumbang daun menyebabkan daun berlubang-lubang. Lubang-lubang tersebut semakin lama semakin besar dan bahkan pada akhirnya hanya akan tersisa kerangka atau tulang daunnya saja. Tanaman menjadi kerdil dengan polong yang berukuran kecil. c. Pengendalian Kumbang daun yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pembunuhan langsung dengan tangan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan insektisida yang sesuai dengan anjuran. 4. Kutu Daun a. Ciri-ciri Hama Kutu daun atau Aphis gossypii berwarna hijau tua sampai hitam atau kuning cokelat. Hama ini menghasilkan embun madu sehingga sering dikerumuni semut. Kutu ini merusak tanaman dengan mengisap cairan tanaman. b. Gejala Serangan Kutu daun terutama menyerang tanaman muda. Tanaman yang diserang akan menjadi kerdil, dengan daun yang kering dan memilin. c. Pengendalian Kutu daun yang menyerang tanaman dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pengendalian secara alami dilakukan dengan menggunakan musuh alami, antara lain lembing, lalat, dan jenis Coccinellidae. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan insektisida. 5. Ulat Jengkal Semu a. Ciri-ciri Hama Ulat jengkal semu Plusia signata dan P. chalcites memiliki tubuh dengan panjang kurang lebih 2 cm, berwarna hijau dengan garis samping berwarna lebih muda. b. Gejala Serangan Serangan ulat jengkal semu menyebabkan daun menggulung. Di dalam daun yang menggulung tersebut terdapat ulat jengkal semu yang dilindungi benang sutera dan kotoran. Daun yang diserang pada mulanya berlubang-lubang dan akhirnya hanya tersisa tulang daunnya saja. c. Pengendalian Ulat jengkal semu yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pengendalian secara mekanik, dengan dibunuh satu per satu. Penjagaan kebersihan kebun. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan insektisida. Penyakit 1. Embun Tepung a. Penyebab Penyakit Penyakit embun tepung disebabkan oleh cendawan Erysiphe polygoni. Cendawan ini membentuk miselium berwarna putih dengan konidium tunggal yang berbentuk tabung dan bulat telur. b. Gejala Serangan Serangan penyakit embun tepung pada awalnya menimbulkan bercak- bercak putih pada bagian bawah daun. Bercak-bercak tersebut makin lama makin meluas, sehingga kemudian daun layu dan rontok. Pada serangan yang berat, bercak dapat mencapai batang dan polong. Serangan biasanya terjadi pada cuaca yang kering. c. Pengendalian Penyakit embun tepung dapat dikendalikan dengan cara berikut. Penggunaan benih yang tahan terhadap penyakit ini. Pencabutan dan pembakaran tanaman yang terserang. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan penyemprotan fungisida yang dilengkapi dengan bahan aktif karbendazim. 2. Layu Fusarium a. Penyebab Penyakit Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum phaseoli. Miseliumnya berupa benang berwarna putih. Cendawan ini hidup di dalam tanah dan menginfeksi akar. b. Gejala Serangan Serangan penyakit layu fusarium menyebabkan tulang daun menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun, dan akhirnya daun layu. Tanaman yang mampu bertahan, akan menghasilkan sedikit buah dan berukuran kecil. Penampang batang apabila diiris akan menampakkan adanya cincin cokelat pada berkas pembuluhnya. c. Pengendalian Penyakit layu fusarium dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pemilihan dan penggunaan benih yang tahan terhadap serangan penyakit ini. Pemusnahan tanaman yang terserang. Penyiraman dengan fungisida ke tanah bekas tanaman yang terserang. 3. Bercak Daun Cercospora a. Penyebab Penyakit Penyakit bercak daun cercospora disebabkan oleh cendawan Cercospora canescens. Cendawan ini memiliki konidium seperti jarum atau gada terbalik, hialin tidak berwarna, berujung runcing, dan terdiri atas banyak sekat. b. Gejala Serangan Serangan penyakit bercak daun cercospora ini akan menimbulkan bercak bulat pada kedua permukaan daun. Bercak tersebut berdiameter 1 mm- 5 mm dengan halo kuning di sekitarnya. Bercak dapat mencapai tangkai daun dan batang. c. Pengendalian Penyakit bercak daun cercospora dapat dikendalikan dengan cara berikut. Penerapan pergiliran tanaman. Penggunaan fungisida yang sesuai dengan anjuran. 4. Penyakit Embun Tepung a. Penyebab Penyakit Penyakit embun tepung disebabkan oleh cendawan Erysiphepolygoni. Penyakit tersebar melalui spora dan menyerang saat udara panas. b. Gejala Serangan Serangan penyakit embun tepung akan menyebabkan daun, batang, bunga, dan buah berwarna putih keabuan seperti beludru. Pada polong terdapat tepung berwarna cokelat suram. c. Pengendalian Penyakit embun tepung dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pemotongan dan pembakaran bagian tanaman yang terserang. Penyemprotan fungisida yang sesuai dengan anjuran. Penghembusan dengan tepung belerang. 5. Penyakit Layu a. Penyebab Penyakit Penyakit layu disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum, Bakteri ini hidup di dalam tanah dan dapat bertahan beberapa bulan hingga beberapa tahun. Penyebaran penyakit ini terjadi melalui aliran air. b. Gejala Serangan Serangan penyakit layu akan menyebabkan tanaman terlihat layu, menguning dan kerdil. Pada batang tanaman yang terserang, bila dipotong melintang akan terlihat warna cokelat, dan kalau dipijit akan keluar lendir yang berwarna putih. Akar dan daun yang terserang juga berwarna cokelat. c. Pengendalian Penyakit layu dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut. Penggunaan air penyiraman yang bebas dari bakteri penyakit layu ini. Perlakuan sterilisasi terlebih dahulu bagi tanah yang akan digunakan untuk pesemaian, dengan penyiraman air panas 100°C atau fumigasi dengan Methyl Bromide. Penyemprotan dengan fungisida. 6. Penyakit Hawar Daun a. Penyebab Penyakit Penyakit hawar daun disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris. Bakteri ini masuk dan menyerang melalui luka bekas gigitan serangga, saluran hidatoda pada tepi daun, stomata, atau akar tanaman. b. Gejala Serangan Serangan penyakit hawar daun akan menimbulkan bercak kuning di bagian tepi daun, yang kemudian meluas menuju tulang daun tengah. Daun terlihat layu, kering, dan berwarna cokelat kekuningan yang akhirnya rontok. Serangan dapat mencapai batang. c. Pengendalian Penyakit hawar daun dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut. Penggunaan benih yang bebas penyakit. Perendaman benih terlebih dahulu selama 30 menit. Perlakuan desinfektasi terlebih dahulu tanah pesemaian. 7. Penyakit Busuk Lunak a. Penyebab Penyakit Penyakit busuk lunak disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora. Bakteri ini menyerang apabila pada tanaman terdapat luka. b. Gejala Serangan Serangan penyakit busuk lunak menyebabkan daun berbercak, berair, dan berwarna kecokelatan. Gejala ini dapat menjalar ke seluruh bagian tanaman sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir, dan berbau busuk. c. Pengendalian Penyakit busuk lunak dapat dikendalikan dengan cara berikut. Pembakaran tanaman yang terserang berat. Tanah bekas tanaman yang sakit jangan sampai berserakan ke mana-mana. 8. Penyakit Karat a. Penyebab Penyakit Penyakit karat disebabkan oleh cendawan Uromyces appendiculatus. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui hembusan angin, percikan atau aliran air, serangga, atau terbawa oleh bibit selama pengangkutan. Infeksi dapat terjadi melalui stomata. b. Gejala Serangan Serangan penyakit karat menyebabkan pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwama cokelat yang biasanya dikelilingi oleh jaringan klorosis. c. Pengendalian Penyakit karat dapat dikendalikan dengan cara berikut. Penanaman varietas tahan penyakit karat ini. Pembakaran tanaman yang terserang berat. Penyemprotan dengan fungisida. 9. Penyakit Dumping Off a. Penyebab Penyakit Penyakit dumping off disebabkan oleh cendawan Phytium sp. Penularannya dapat terjadi melalui tanah maupun biji. b. Gejala Serangan Penyakit dumping off menyebabkan bagian tanaman yang terletak di bawah keping biji berwama putih pucat karena mengalami kerusakan klorofil. Jaringan yang berada di atas tanah menjadi mengerut dan mengecil, sehingga akhirnya tanaman menjadi roboh. c. Pengendalian Penyakit dumping off dapat dikendalikan dengan cara berikut. Perlakuan sterilisasi terlebih dahulu media tanam yang akan digunakan. Penyemprotan dengan fungisida. 10. Penyakit Ujung Keriting a. Penyebab Penyakit Penyakit ujung keriting disebabkan oleh virus mosaik keriting yang penularannya dapat terjadi melalui serangga sejenis kutu loncat. b. Gejala Serangan Serangan penyakit ujung keriting menyebabkan daun muda menjadi keriting dan berwarna kuning, sedangkan daun tua menggulung dan memilin. Tanaman muda yang terserang menjadi kerdil. c. Pengendalian Penyakit ujung keriting dapat dikendalikan dengan cara berikut. Penanaman varietas buncis yang tahan terhadap penyakit ini. Pembakaran tanaman yang terserang. Penyemprotan dengan insektisida. Demikian artikel pembahasan tentang”15 Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Buncis dan Cara Pengendaliannya“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa

patogenembun tepung dan bercak daun pada hari ke 7 hari setelah inokulasi. Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: (1) Didapat 2 (dua) patogen penyebab penyakit embun tepung (Podoshaera leucotricha) dan bercak daun (Marssonina coronaria J J. Davis), (2) Didapat 10 (sepuluh) jenis mikroba antagonis dari lokasi Batu dari tanah

Gulmayang tumbuh disekitar bibit atau tanaman kelapa sawit perlu diberantas sebab dapat merugikan tanaman pokok, bahkan menurunkan produksi.Gulma menjadikan tanaman pokok berkompetisi dalam memperoleh air, unsur hara, cahaya, maupun CO 2. Selain itu, gulma dapat berperan sebagai tanaman inang bagi hama dan penyakit (Fauzi et al., 2008).
Padisawah : penyakit hawar pelepah Rhizoctonia solani (Penyemprotan volume tinggi : 2 ml/l) PT Sinon Indonesia Izin: Tetap 16 April 2023 RI. 01020120134640: 284 : TORI 50 WP (Umum) diflubenzuron (diflubenzuron): 50 % Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk tepung yang dapat disuspensikan.
Tanamankaret dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah - Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari 3,0-8,0- Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari. Penyakitembun tepung (mildev); pertama cuma ada sedikit trotol layaknya perokan tepung atau layaknya bekas larutan pestisida yang jadi kering, menempel pada daun, lama kelamaan mengembang melebar serta makin banyak. perubahan penyakit ini juga cepat. Pengendalianya dengan : antrokol, dethane, ridomil, rubugan dan lain-lain. .